Selasa, 16 Mei 2017

Apa itu Sleep Paralysis dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Posted on Selasa, 16 Mei 2017
Jendela Dunia |
Penyebab dan Cara Mengatasi Tindihan
Tindihan menjadi salah satu fenomena tak terlupakan bagi masyarakat Indonesia.

Pernahkah ketika Anda hendak tidur atau bangun tidur , seketika badan Anda tidak dapat bergerak , dada terasa sesak , leher menyerupai dicekik , verbal tidak dapat berbicara , dan bayang-bayang tersemat sosok makhluk gaib? Ternyata peristiwa ini tak hanya diderita oleh masyarakat Indonesia saja , namun juga kerap kali dialami orang-orang seantero dunia. Orang Barat menyebutnya ketindihan'.


Penyebab sleep paralysis saat tidur menurut ilmiah

Ketika fenomena ini terjadi , masyarakat Indonesia pribadi beranggapan bahwa ketindihan timbul karena ulah makhluk gaib demi menakuti umat manusia. Tak heran , fenomena ini sering dikaitkan dengan hal mistis. Namun , hal tersebut tidaklah benar (menurut ilmu kedokteran). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Toronto menerangkan bahwa sleep paralysis terjadi karena perubahan kimiawi yang dilakukan otak terhadap badan sehingga mengakibatkan badan lumpuh ketika tidur.

Normalnya , ketika tidur kita melewati empat fase secara berurutan , yaitu kondisi setengah sadar , kondisi akan terlelap , kondisi mulai terlelap , dan yang terakhir , rapid eye movement (REM) , di mana pada fase terakhir ini kita sedang asyik bermimpi serta mengistirahatkan otot-otot tubuh.

Ketika kita tidak melewati fase tersebut secara bertahap , di sinilah sleep paralysis akan terjadi , di mana dari kondisi setengah sadar pribadi melompat menuju REM.

Ketika kita terbangun pada kondisi REM secara tidak bertahap , kita akan terkena sleep paralysis. Keadaan di mana badan kita sudah 100 persen sadar , namun kita tak dapat menggerakkan badan sama sekali karena otak dan badan belum sinkron satu sama lain. Singkatnya , otak kita sudah sadar namun badan kita belum berdiri sehingga badan tidak dapat mendapatkan perintah dari otak.

Dalam kasus ini , terkadang muncul sosok makhluk gaib yang bekerjsama hasil dari halusinasi pada ketika kita bermimpi. Selain itu , munculnya sosok makhluk gaib juga dapat disebabkan karena kita terlalu trauma ketika fenomena ini terjadi , sehingga otak kita pun melantur ke mana-mana.


Apakah sleep paralysis berbahaya bagi kesehatan?

Terjadinya sleep paralysis yaitu keadaan yang wajar. Menurut penelitian , sekitar 20-45% orang pernah mengalaminya , setidaknya satu kali dalam seumur hidupnya. Sleep paralysis sendiri biasanya kali pertama diderita pada usia 14-17 tahun.

Dilansir dari WebMD Boots , orang yang pernah terkena sleep paralysis mungkin mengalami badan yang tidak mampu digerakkan dan verbal terkunci (tidak dapat berbicara) secara sementara , namun hal ini tidak membahayakan kesehatan secara keseluruhan.

Bagaimana cara mencegah sleep paralysis?

Bagi Anda yang tidak ingin mengalami sleep paralysis untuk yang ke sekian kalinya , dapat mengikuti beberapa tips berikut:
  • Jangan panik ketika sleep paralysis terjadi. Peristiwa sleep paralysis ini mungkin membuat Anda gundah , namun langkah pertama untuk menyikapinya yaitu jangan panik. Saat kita panik justru membuat problem makin runyam. Dan menyerupai yang diuraikan sebelumnya bahwa sleep paralysis bukan disebabkan "keusilan" makhluk gaib , itu hanyalah mitos. Dan jangan khawatir , karena ini yaitu hal yang wajar terjadi. Efek sleep paralysis biasanya akan hilang dalam hitungan detik.
  • Basuh muka dengan air sebelum tidur. Dengan begitu , pikiran Anda akan makin damai dan segar sehingga mengurangi risiko sleep paralysis.
  • Hindari tidur terlalu malam. Tidur pada larut malam atau begadang menjadi salah satu faktor penyebab sleep paralysis. Oleh alasannya yaitu itu , tidurlah yang cukup (8-10 jam) dan hindari mengonsumsi kafein pada malam hari biar Anda mampu tidur sempurna waktu.
  • Hindari terlalu lelah. Karena ketika badan kita lelah , gelombang saraf tidak akan mengikuti fase tidur secara berurutan. Jadi , ketika Anda sedang dalam keadaan lelah , lebih baik jangan tidur dahulu. Segarkanlah badan dan pikiran Anda ke keadaan normal dengan menjalani banyak sekali acara ringan , misalnya , mandi , mengobrol dengan sahabat , mendengar lagu , menonton TV , dan lain sebagainya. Hindari juga pemicu stres.